Saturday, October 5, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More

    Latest Posts

    Sistem Inovasi dan Model Pembelajaran

    Parepare, Makassar-Satu | Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi, bahkan para filosof berpendapat bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang abadi kecuali perubahan. Tampaknya perubahan ini merupakan sesuatu yang harus terjadi tetapi tidak jarang dihindari oleh manusia. Semua perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi mempertahankan struktur suatu kurikulum tanpa perubahan akan membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan kurikulum dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak dapat mengejar kemajuan yang diperoleh melalui perubahan. Dengan demikian, inovasi selalu dibutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang mempengaruhi kelancaran proses pendidikan.

    Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983:11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata “baru” bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu

    Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers tersebut, dapat dikatakan bahwa munculnya inovasi karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi permasalahan tersebut melalui inovasi (seringkali disebut dengan istilah “pembaharuan” meskipun istilah ini tidak identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki situasi / keadaan yang berhadapan dengan permasalahan.

    Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai alternatif pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu inovasi didahului dengan pengenalan terhadap masalah (Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). Identifikasi terhadap masalah inilah yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi. Dalam hal ini perlu untuk diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/diadopsi/disebarluaskan maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai. Terhadap pengadopsian ini dikenal strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi. (disebut penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau dari sisi pengembang inovasi, sedangkan adopsi inovasi merupakan prosedur yang dilihat dari sisi calon pemakai/adopter). Baik strategi sentralisasi maupun desentralisasi akan memunculkan permasalahan baru pada saat adopsi/difusinya.

    Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun adalah dengan memperhatikan kurikulum yang diusung oleh pendidikan tersebut. Seringkali kurikulum dijadikan objek penderita, dalam pengertian bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan terlalu seringnya kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami bahwa kurikulum seyogyanya dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya.

     PEMBAHASAN

    1. Hakikat Inovasi Discovery

    Kata”innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972), tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu”inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris”discovery” dan”invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.

    Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika

    Discovery sebagai metode pembelajaran terdiri atas 8 jenis sebagaimana yang dikemukakan oleh MohAmien (1987) sebagai berikut:

    1. Guide Discovery, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode guide discovery pendidik menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada peserta didik.
    2. Modified Discovery, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode modified discovery pendidik hanya memberikan permasalahan saja, kemudian peserta didik digiring untuk menemukan solusi dari masalah tersebut melalui metode ilmiah dengan memanfaatkan sebanyak- banyaknya keterampilan proses dan berpikir kreatif.

    3 Free Discovery, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan free discovery pendidik memperhadapkan peserta didik kepada suatu masalah, kemudian mereka secara individu atau berkelompok diberi kebebasan melakukan aktivitas yang berorientasi kepada keterampilan proses, kreativitas, dan metode ilmiah dalam rangka menemukan solusi masalah yang mereka hadapi.

    1. Invitation into discovery, Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan invitation discovery pendidik memperhadapkan peserta didik kepada suatu masalah, berbagai keterampilan proses, pemikiran kreatif, dan metode ilmiah seperti halnya ilmuwan terdahulu dalam menemukan solusi masalah yang reka hadapi.
    2. Discovery Role Aproach, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan discovery role approach merupakan pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan peserta didik ke dalam tim tertentu yang masing terdiri atas 4 anggota untuk menemukan solusi masalah.
    3. Pictorial Riddle, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pictorial riddle pendidik harus berusaha mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam kecil atau dalam kelompok besar untuk dapat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi dengan memanfaatkan alat peraga atau situasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
    4. Synectic lesson, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggubakan synectic lesson pendidik harus berusaha memicu tumbuhnya bakat-bakat kreatif siswa
    5. Value Clarification, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggubakan value clarif cation pendidik harus mampu membantu peserta didik dalam mengembangkan proses-proses yang digunakan dalam menentukan nilai mereka sendiri
    6. Pengertian Proses Keputusan Inovasi

    Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.

    Ciri pokok keputusan inovasi adalah dengan adanya ketidak tentuan tengtang suatu inovasi, proses pengambilan keputusan mau tidak mau menggunakan  sesuatu yang mungkin lebih bersih, lebih hemat, lebih tahan lama, tetapi juga mungkin berbahaya. Untuk sampai pada keputusan yang tepat menerima atau menolak suatu inovasi perlu informasi, dengan kejelasan informasi akan mengurangi ketidak tentuan dan berani mengambil keputusan.

    Manusia dianugerahi akal, pikiran dan perasaan untuk mengaktualisasikan kehidupan di dunia. Mereka mengarahkan kehidupannya untuk lebih maju, sejahtera dan makmur. Teknologi, komunikasi dan telekomunikasi salah satu aspek-aspek yang mempebaruhi kehidupan masyarakat dan sampai diterapkan dalam kehidupannya untuk mengikuti perkembangan zaman. Melelui inovasi manusia menjadi berkarakteristik modern dimana proses perubahan sosial dan masyarakat tradisional ke masyarakat yang lebih maju. Tanda masyarakat yang lebih maju antaranya bidang ekonomi yang makmur, bidang politik yang stabil dan terpenuhinya pelayanan kebutuhan pendidikan, kesehatan masyarakat.

    See also  Jacob Ereste : Revisi UU KPK Akan Melemahkan Atau Menguatkan ?

    Inovasi dapat diterima ketika individu tersebut mengetahui adanya inovasi kemudian yang dilanjutkan dengan pesetujuan dari individu. Individu akan menerima inovasi jika tergantung atau sesuai dengan nilai-nilai warga masyarakat .proses tersebut memerlukan jangka waktu yang tidak relatif singkat sehingga individu dapat menilai gagasan baru itu sebagai pertimbangan diterimanya atau penolakan inovasi dalam penerapannya. Untuk sampai menerima keputusan yang mantap perlu adanya kejelasan informasi yang akan mengurangi ketidakpastian dan berani mengambil keputusan. Maka dari itu kelompok kami akan membahas tentang proses keputusan inovasi.

    1. Model Proses Keputusan Inovasi

    Model proses keputusan inovasi secara konseptual digambarkan terdiri dari lima tahap:

    1. Tahap pengetahuan terjadi ketika seseorang (atau unit pembuatan keputusan) dihadapkan pada keberadaan inovasi dan menyadari atau membuka diri untuk menegtahui inovasi (bagaimana fungsi inovasi tersebut).
    2. Tahap persuasi terjadi ketika seseorang (atau unit pembuatan keputusan lainnya) membentuk sikap yang menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi.
    3. Tahap keputusan terjadi ketika seseorang (atau unit pembuatan keputusan) terlibat dalam aktifitas-aktifitas yang menuntun pada pilihan untuk mengambil atau menolak inovasi.
    4. Tahap implementasi terjadi ketika seseorang (atau unit pembuatan keputusan lainnya) menggunakan inovasi.
    5. Tahap konfirmasi terjadi ketika seseorang (atau unit pembuatan keputusan lainnya) mencari pemantapan dari suatu keputusan inovasi yang telah dibuat, tetapi dia dapat membalikan keputusan sebelumnya jika dihadapkan pada informasi yang bertentangan mengenai informasi semula.

    Adapun penjelasannya sebagai berikut :

    1. Tahap Pengetahuan ( knowledge)

    Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui inovasi.

    Seseorang menyadari atau membuka diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan secara aktif bukan secara pasif. Misalnya seorang anak melihat ada buku baru tentang ilmu alam yang lengkap kemudian anak tersebut tertarik untuk membelinya, maka anak tersebut sudah mulai melakukan proses keputusan inovasi pada tahap pengetahuan, sedangkan anak yang lainnya walau mengetahui ada buku baru tersebut dia tidak memiliki keingintahuan untuk mempelajarinya, maka pada anak tersebut belum terjadi proses keputusan inovasi. Seseorang menyadari perlunya mengetahui inovasi biasanya tentu berdasarkan pengamatan tentang inovasi itu sesuai dengan kebutuhan, minat atau mungkin juga kepercayaannya. Adanya inovasi menumbuhkan kebutuhan seseorang yang merasa butuh, tetapi juga mungkin terjadi karena seseorang butuh sesuatu maka untuk memenuhinya diadakan inovasi.

    1. Tahap Bujukan ( Persuation)

    Pada tahap persuasi dalam proses keputusan-inovasi, individu membentuk sikap yang mendukung atau tidak mendukung terhadap inovasi. Pada tahap persuasi individu menjadi secara lebih psikologi terlibat dengan inovasi; dia secara aktif mencari informasi mengenai gagasan baru. Persepsi selektif penting untuk menentukan prilaku individu pada tahap persuasi, dimana persepsi umum inovasi pada tahap ini dikembangkan. Sifat-sifat yang ditanggapi dari suatu inovasi sebagai manfaat relatifnya, kekompakannya, dan kekomplekannya terutama penting pada tahap ini . Pada tahap persuasi, individu secara khusus termotivasi untuk mencari informasi inovasi-evaluasi, yang merupakan pengurangan dalam ketidakpastian mengenai konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan dari inovasi. Hasil dari tahap persuasi yang utama ialah adanya penentuan menyenangi atau tidak menyenangi inovasi.

    Diharapkan hasil tahap persuasi akan mengarahkan proses keputusan inovasi atau dengan kata lain ada kecenderungan kesesuaian antara menyenangi inovasi dan menerapkan inovasi.. Namun perlu dieketahui bahwa sebenarnya antara sikap dan aktivitas masih ada jarak. Orang menyenangi inovasi belum tentu ia menerapkan inovasi. Ada jarak atau kesenjangan antara pengetahuan-sikap, dan penerapan.

    Misalnya  seorang anak tahu cara memakai motor tetapi ia tidak pernah menggunakan motornya karena beberapa hal : ia takut akan keramaian jalan, ia takut mengalami kecelakaan lalu lintas. Maka dari itu perlu adanya bantuan pemecahan masalah.

    1. Tahap Keputusan (Decision)

    Tahap keputusan dalam proses keputusan-inovasi terjadi ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) terlibat dalam aktifitas-aktifitas yang menuntun pada pilihan untuk mengambil atau menolak inovasi. Adopsi/pengambilan adalah keputusan untuk menggunakan penuh inovasi sebagai rangkaian terbaik tindakan. Penolakan adalah keputusan untuk tidak mengambil inovasi. Penting untuk diingat bahwa proses keputusan-inovasi dapat secara logis menuntun pada keputusan penolakan seperti juga keputusan untuk mengambil. Kenyataannya, setiap tahap dalam proses adalah titik penolakan potensial.

    1. Tahap Implementasi (Implementasi)

    Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi akan terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi itu sendiri. Pada tahap ini berlangsung keaktifan, baik secara mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi mengikuti hasil keputusan inovasi, namun bisa juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan untuk menerima inovasi tanpa diikuti implementasi. Hal ini biasanya terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia.

    Tahap implementasi bisa berlangsung sangat lama, tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri. Pada umumnya suatu tanda bahwa taraf implementasi akan berakhir jika penerapan inovasi itu sendiri sudah menjadi sesuatu yang bersifat rutin, dengan kata lain sudah bukan sesuatu yang baru lagi. Hal-hal yang memungkinkan terjadinya re-invesi antara inovasi yang sangat kompleks dan sukar dimengerti, penerima inovasi kurang dapat memahami inovasi karena sukar untuk menerima agen pembaharu, inovasi yang memungkinkan berbagai kemungkinan komunikasi, apabila inovasi diterapkan untuk memecahkan masalah yang sangat luas, kebanggan akan inovasi yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu juga dapat menimbulkan reinvesi.

    1. Tahap Konfirmasi (Confirmation)

    Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula.tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak terbatas. Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha menghindari terjadinya disonasi paling tidak berusaha menguranginya.

    1. Tipe Keputusan Inovasi

    Inovasi dapat ditolak atau diterima oleh seseorang sebagai anggota sistem sosial, atau oleh keseluruhan anggota sisitem sosial, yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan keputusan bersama atau berdasarkan paksaan. Dengan dasar kenyataan tersebut maka dapat dibedakan adanya beberapa tipe keputusan inovasi :

    1. Keputusan Inovasi Opsiona, yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sisitem sosial yang lain.
    2. Keputusan inovasi kolektif, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antar anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus mentaati keputusan bersama yang telah dibuatnya. Misalnya atas kesepakatan warga masyarakat di setiap RT untuk tidak membuang sambahdisungai, yang kemudian disahkan pada rapat antar ketua RT dalam satu wilayah RW. Maka konsekuensinya semua warga RW tersebut harus mentaati keputusan yang telah dibuat tersebut, walaupun mungkin secara pribadi masih ada beberapa individu yag masih berkeberatan.
    3. Keputusan inovasi otoritas, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Para anggota sama sekali tidak mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat inovasi.para anggota sistem sosial tersebut hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan. Misalnya seorang pimpinan perusahaan memutuskan agar sejak tanggal 1 Januari semua pegawai harus memakai seragam biru putih. Maka semua pegawai sebagai anggota sistem sosial di perusahaan itu harus tinggal melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh atasannya. Ketiga tipe keputusan inovasi tersebut merupakan rentangan (continuum) dari keputusan opsional (individu dengan penuh tanggungjawab secara mandiri mengambil keputusan), dilanjutkan dengan keputusan kolektif (individu memperoleh sebagian wewenang untuk mengambil keputusan). Keputusan kolektif dan otoritas banyak digunakan dalam organisasi formal, seperti perusahaan, sekolah, perguruan tinggi, organisasi pemerintahan dan sebagainya. Sedangkan keputusan opsional sering digunakan dalam penyebaran inovasi kepada petani, konsumen atau inovasi yang sasarannya anggota masyarakat sebagai indivi Biasanya yang paling cepat diterimanya inovasi dengan menggunakan tipe keputusan otoritas, tetapi masih juga tergantung pada bagaimana pelaksanaannya.
    4. Keputusan inovasi kontingensi (contingent) yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu inovasi, baru dapat dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Misalnya disebuah perguruan tinggi, seorang dosen tidak mungkin untuk memutuskan secara opsional untuk memakaki komputer sebelum didahului oleh pimpinan fakultasnya untuk melengkapi peralatan fakultas dengan komputer. Jadi ciri pokok dari keputusan inovasi kontingen ialah digunakannya dua atau lebih keputusan inovasi secara bergantian untuk menangani suatu difusi inovasi, terserah yang mana yang akan digunakan dapat keputusan opsional, kolektif, otoritas. Sistem sosial terlibat secara langsung dalam proses keputusan inovasi kolektif, otoritas dan kontingen dan mungkin tidak secara langsung terlibat dalam keputusan inovasi opsional.
    See also  Tokoh Pergerakan TIB Angkat Bicara Terkait Kisruh Balla Lompoa di Gowa

    Sistem pembelajaran jarak jauh, juga dikenal sebagai pembelajaran online atau e-learning, adalah metode pembelajaran di mana siswa dan guru terlibat dalam proses pembelajaran melalui teknologi komunikasi dan informasi. Berikut adalah beberapa komponen utama dari sistem pembelajaran jarak jauh:

    1. Platform Pembelajaran Online: Sistem pembelajaran jarak jauh memanfaatkan platform online sebagai tempat interaksi antara siswa dan guru. Platform ini dapat berupa situs web, aplikasi seluler, atau sistem manajemen pembelajaran (LMS). Melalui platform ini, siswa dapat mengakses materi pembelajaran, tugas, ujian, dan berinteraksi dengan guru dan sesama siswa.
    2. Materi Pembelajaran: Materi pembelajaran dalam pembelajaran jarak jauh dapat berupa teks, gambar, audio, video, dan berbagai jenis konten interaktif. Materi ini dapat diakses oleh siswa secara mandiri, dan mereka dapat mempelajarinya sesuai dengan kecepatan dan jadwal mereka sendiri.
    3. Komunikasi Online: Komunikasi antara siswa dan guru terjadi melalui berbagai alat komunikasi online, seperti forum diskusi, email, pesan langsung, atau video konferensi. Ini memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mendapatkan klarifikasi, dan berinteraksi dengan guru dan sesama siswa.
    4. Evaluasi dan Penilaian: Sistem pembelajaran jarak jauh juga melibatkan evaluasi dan penilaian terhadap kemajuan siswa. Guru dapat memberikan tugas online, ujian daring, atau proyek yang harus diselesaikan oleh siswa. Evaluasi tersebut kemudian dinilai oleh guru dan umpan balik diberikan kepada siswa.
    5. Dukungan Teknis: Dalam sistem pembelajaran jarak jauh, penting untuk memiliki dukungan teknis yang memadai untuk memastikan platform pembelajaran berjalan dengan lancar. Ada tim teknis yang tersedia untuk membantu siswa dan guru dalam mengatasi masalah teknis yang mungkin timbul selama proses pembelajaran.

    Keuntungan dari sistem pembelajaran jarak jauh termasuk fleksibilitas waktu dan tempat bagi siswa, akses ke beragam materi pembelajaran, dan kemampuan untuk belajar sesuai dengan kecepatan individu. Namun, ada juga tantangan yang harus diatasi, seperti membutuhkan koneksi internet yang stabil, motivasi mandiri yang tinggi, dan tantangan dalam menjaga interaksi sosial antara siswa dan guru.

    Pembelajaran jarak jauh, juga dikenal sebagai e-learning atau pembelajaran online, adalah suatu metode pembelajaran di mana siswa dan guru berinteraksi secara virtual tanpa harus berada di lokasi fisik yang sama. Metode ini memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet, komputer, dan perangkat mobile, untuk memberikan materi pembelajaran, berkomunikasi, dan berkolaborasi antara siswa dan guru.

    Pembelajaran jarak jauh memiliki beberapa kelebihan. Pertama, fleksibilitas waktu dan tempat memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan jadwal dan kenyamanan mereka sendiri. Mereka dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja selama terhubung ke internet. Kedua, aksesibilitas lebih luas, karena siswa dapat mengikuti pembelajaran tanpa harus tinggal di lokasi tertentu atau menghadapi batasan mobilitas fisik. Hal ini memungkinkan partisipasi siswa dari berbagai latar belakang geografis dan keadaan sosial. Ketiga, adanya beragam sumber daya digital seperti video, simulasi, dan konten interaktif dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran yang menarik dan efektif.

    Namun, ada juga tantangan dalam pembelajaran jarak jauh. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru. Keterbatasan komunikasi non-verbal dan kehilangan interaksi sosial dapat mempengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa. Selain itu, aksesibilitas teknologi yang tidak merata dan keterbatasan infrastruktur di beberapa daerah dapat menjadi hambatan bagi siswa yang tidak memiliki akses yang memadai ke perangkat dan koneksi internet.

    Pemerintah dan lembaga pendidikan telah berusaha untuk mengatasi tantangan ini dengan meningkatkan infrastruktur teknologi, menyediakan bantuan keuangan bagi siswa yang membutuhkan, dan mengembangkan strategi pembelajaran jarak jauh yang lebih interaktif dan terlibat. Platform pembelajaran online juga terus berkembang dengan fitur-fitur baru yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa, seperti ruang diskusi virtual, kuis interaktif, dan pemantauan progres individu.

    Pembelajaran jarak jauh telah menjadi semakin relevan dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi COVID-19 ketika banyak sekolah dan universitas di seluruh dunia beralih ke metode pembelajaran online untuk melanjutkan proses pendidikan. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, pembelajaran jarak jauh memiliki potensi besar untuk meningkatkan aksesibilitas dan fleksibilitas pembelajaran bagi siswa di berbagai tingkatan pendidikan.

    See also  Mengapa Guru di Negara Maju Lebih Khawatir Jika Muridnya Tidak Bisa Mengantri Ketimbang Tidak Bisa Matemetika ?

    Sistem pembelajaran jarak jauh merujuk pada struktur dan proses yang digunakan dalam menyelenggarakan pembelajaran secara online. Sistem ini melibatkan berbagai komponen, termasuk platform pembelajaran, konten pembelajaran, interaksi siswa-guru, evaluasi, dan dukungan teknis. Berikut adalah beberapa komponen yang umum ditemukan dalam sistem pembelajaran jarak jauh:

    1. Platform Pembelajaran: Ini adalah tempat di mana siswa dan guru berinteraksi secara online. Platform ini dapat berupa LMS (Learning Management System) yang menyediakan fitur-fitur seperti pengiriman materi pembelajaran, ruang diskusi, tugas online, forum, dan lain-lain. Beberapa contoh platform pembelajaran populer termasuk Moodle, Google Classroom, Canvas, atau Blackboard.
    2. Konten Pembelajaran: Materi pembelajaran dalam bentuk digital, seperti teks, gambar, audio, video, atau presentasi, disediakan melalui platform pembelajaran. Konten pembelajaran ini dapat dibuat oleh guru secara mandiri atau menggunakan sumber daya yang sudah ada, seperti e-book, video pembelajaran, atau sumber daya pembelajaran terbuka.
    3. Interaksi Siswa-Guru: Komunikasi antara siswa dan guru terjadi melalui platform pembelajaran. Guru memberikan instruksi, memberikan penjelasan, memberikan umpan balik, dan mengarahkan diskusi melalui berbagai alat komunikasi, seperti forum, obrolan langsung, atau konferensi video.
    4. Evaluasi dan Penilaian: Sistem pembelajaran jarak jauh juga mencakup metode evaluasi dan penilaian siswa. Guru dapat memberikan tugas online, kuis, ujian, atau proyek yang harus diselesaikan secara mandiri oleh siswa. Evaluasi ini dapat dilakukan secara otomatis atau oleh guru secara manual.
    5. Dukungan Teknis: Dalam pembelajaran jarak jauh, dukungan teknis yang memadai sangat penting. Ini melibatkan tim teknis atau administrator yang siap membantu siswa dan guru dalam mengatasi masalah teknis terkait dengan platform pembelajaran, akses internet, atau perangkat keras.
    6. Pelatihan dan Pengembangan Guru: Guru juga memerlukan pelatihan dan dukungan untuk mengadaptasi diri dengan pembelajaran jarak jauh. Ini dapat mencakup pelatihan dalam penggunaan platform pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran online, atau pertukaran pengalaman dengan guru lain dalam komunitas pembelajaran jarak jauh.

    Sistem pembelajaran jarak jauh yang efektif mencakup semua komponen ini dan dirancang untuk mendukung interaksi, kolaborasi, dan pembelajaran yang bermakna antara siswa dan guru secara virtual. Penting bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan kebijakan, pedoman, dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung implementasi sistem pembelajaran jarak jauh yang sukses.

    Sistem pembelajaran jarak jauh melibatkan beberapa tahap dan proses yang memungkinkan siswa dan guru berinteraksi secara online. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam cara kerja sistem pembelajaran jarak jauh:

    1. Persiapan dan Penjadwalan: Lembaga pendidikan atau guru mempersiapkan jadwal pembelajaran jarak jauh dan mengidentifikasi materi pembelajaran yang akan disampaikan. Mereka juga menentukan alat dan platform yang akan digunakan untuk menyampaikan materi dan berinteraksi dengan siswa.
    2. Pengiriman Materi Pembelajaran: Guru mengunggah materi pembelajaran ke platform pembelajaran, seperti teks, presentasi, video, atau tautan ke sumber daya eksternal. Siswa dapat mengakses materi ini melalui platform, biasanya dalam bentuk modul atau unit pembelajaran.
    3. Interaksi Siswa-Guru: Melalui platform pembelajaran, guru dan siswa dapat berinteraksi secara online. Guru memberikan instruksi, menjelaskan konsep, atau memberikan tugas melalui obrolan langsung, forum diskusi, atau konferensi video. Siswa dapat mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau berkolaborasi dengan sesama siswa dalam konteks pembelajaran.
    4. Evaluasi dan Penilaian: Guru memberikan tugas atau ujian kepada siswa untuk mengukur pemahaman dan kemajuan mereka. Siswa menyelesaikan tugas tersebut secara online dan mengirimkannya kembali melalui platform pembelajaran. Guru dapat memberikan umpan balik dan memberi nilai berdasarkan kinerja siswa.
    5. Dukungan Teknis: Jika siswa atau guru menghadapi masalah teknis, seperti masalah koneksi internet atau kesalahan dalam penggunaan platform, mereka dapat mencari bantuan dari tim dukungan teknis yang disediakan oleh lembaga pendidikan. Tim dukungan ini akan membantu menyelesaikan masalah teknis yang mungkin terjadi.
    6. Pengembangan Konten dan Peningkatan: Selama proses pembelajaran jarak jauh, guru dan lembaga pendidikan dapat terus mengembangkan konten pembelajaran, menyesuaikan metode pengajaran, dan meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa. Mereka dapat melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran jarak jauh dan melakukan perbaikan atau perubahan yang diperlukan.

    Pada intinya, sistem pembelajaran jarak jauh bekerja dengan menggabungkan platform pembelajaran online, pengiriman materi pembelajaran digital, interaksi virtual antara siswa dan guru, evaluasi dan penilaian online, serta dukungan teknis yang memadai. Seluruh proses ini dirancang untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dalam lingkungan virtual.

    KESIMPULAN

    Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris”discovery” dan”invention”. Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.

    Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.

    Inovasi dapat diterima ketika individu tersebut mengetahui adanya inovasi kemudian yang dilanjutkan dengan pesetujuan dari individu. Individu akan menerima inovasi jika tergantung atau sesuai dengan nilai-nilai warga masyarakat .proses tersebut memerlukan jangka waktu yang tidak relatif singkat sehingga individu dapat menilai gagasan baru itu sebagai pertimbangan diterimanya atau penolakan inovasi dalam penerapannya.

    Inovasi dapat ditolak atau diterima oleh seseorang sebagai anggota sistem sosial, atau oleh keseluruhan anggota sisitem sosial, yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan keputusan bersama atau berdasarkan paksaan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abraham, F. (1980), Perspective on Modernization toward General Theory of Third World Development, Washington, University Press of America.

    Everett. M. Rogers, 1983, Diffusion of Innovations, London, The Free Press.

    Gerald Zaltman and Robert Duncan. 1977, Strategies for Planned Change, A Wiley Interscience Publication.

    Gerald Zaltman, Rober Duncan, Johny Holbek. 1973, Innovation and Organization, A Wiley-Interscience Publication.

    Huberman, (1973), Solving Educational Problems, New York, Praegar Publisher.

    Miles, M. B. (1964), Innovation in Education, New York, Bureau of Publication.

    Everett M. Rogers. 1983, Diffusion of Innovations, London, The Free Press, aftar PuInovas.

    Syaefudin, U, (2008), Inovasi Pendidikan, Bandung , Alfabeta.

    Sulistyo, A. dan Mulyono, A,  (2005), Kamus Lengakap Bahasa Indonesia, Surakarta, ITA

    Martiana, N. Dkk, (2012), Proses Keputusan Inovasi. (**)

     

    Penulis:

    Nurhalisa 2020203886208009

    Nurul Afizah 2020203886208027

    Sarina Anjalina 2020203886208012

    Jusmiati 2020203886208003

    Husna 2020203886208015

    PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

    Email: @iainpare.ac.id

    Latest Posts

    spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

    Don't Miss

    Stay in touch

    To be updated with all the latest news, offers and special announcements.